Puluhan pemuda yang tergabung dalam Aspirasi Milenial Maluku Indonesia (AMMI) menggelar aksi unjuk rasa di depan Markas Besar Polri, Jakarta, Kamis (15/5/2025). Dalam aksinya, mereka mendesak Bareskrim Polri segera menangkap Roy Suryo dan Rismon Sianipar yang dituding menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian terkait isu ijazah Presiden Joko Widodo.
Koordinator aksi, Fauzan Ohorella, menegaskan bahwa tuduhan ijazah palsu Jokowi sudah berkali-kali dibantah pihak Universitas Gadjah Mada (UGM), mulai dari rektor, mantan dekan, hingga alumni seangkatan. Menurutnya, pernyataan Roy Suryo dan Rismon tidak hanya menyerang nama baik Presiden, tetapi juga berpotensi memecah belah masyarakat. “Kami curiga ada agenda lain yang dimainkan oleh mereka, yang tujuannya tidak baik bagi bangsa,” tegas Fauzan.
AMMI menilai pemerintahan Jokowi telah memberi perhatian besar terhadap pembangunan Indonesia Timur, mulai dari Papua, Maluku, hingga Nusa Tenggara Timur. Hal itu, menurut orator aksi Agnes Huninhatu, menjadi alasan mereka merasa perlu memberikan dukungan. “Banyak pembangunan di wilayah timur yang dirasakan langsung masyarakat. Karena itu, kami berdiri membela beliau,” katanya.
Selain menuntut penindakan hukum, AMMI juga meminta media nasional untuk tidak lagi memberi panggung kepada Roy Suryo dan Rismon. Orator lain, Rovly Rengirit, menilai keduanya tidak pantas diberi ruang di televisi. “Mereka bukan ahli, melainkan penyebar hoaks yang memecah belah bangsa,” ujarnya.
Di akhir aksi, Fauzan menyatakan bahwa AMMI akan kembali turun ke jalan dalam waktu dekat. Mereka berencana menggelar demonstrasi serupa di Polda Metro Jaya untuk menekan aparat agar menindaklanjuti kasus dugaan penyebaran hoaks ijazah Jokowi dengan tegas. “Kasus ini sudah menyita perhatian publik. Kami minta Roy Suryo dan Rismon segera ditetapkan sebagai tersangka,” tandasnya.
