Langit Indonesia akan dihiasi fenomena Gerhana Bulan Total (GBT) pada Minggu (7/9) malam. Peristiwa langit langka ini berlangsung cukup lama, dengan fase total selama 1 jam 22 menit 6 detik, dan keseluruhan proses gerhana mencapai 5 jam 26 menit 39 detik.
Menurut laporan BMKG, fase gerhana sebagian (parsial) sendiri akan berlangsung sekitar 3 jam 29 menit 24 detik.
Pakar antariksa BRIN, Thomas Djamaluddin, menjelaskan bahwa gerhana Bulan total kerap disebut Blood Moon atau Bulan Merah Darah. Warna merah ini muncul karena cahaya Matahari dibiaskan atmosfer Bumi, sementara spektrum cahaya biru terhambur ke angkasa.
Thomas menegaskan, gerhana ini bisa diamati dari seluruh wilayah Indonesia dengan mata telanjang tanpa alat bantu, asalkan langit cerah. Namun, ia mengingatkan dampaknya serupa dengan Bulan purnama, yakni potensi pasang laut maksimum yang dapat memicu banjir rob di wilayah pesisir.
Waktu Gerhana Bulan (WIB)
-
22.26 – Gerhana penumbra mulai
-
23.26 – Gerhana sebagian mulai
-
00.30 – Gerhana total dimulai
-
01.11 – Puncak gerhana
-
01.53 – Gerhana total berakhir
-
02.56 – Gerhana sebagian berakhir
-
03.56 – Gerhana penumbra berakhir
Fenomena ini merupakan akibat dari sejajarnya posisi Matahari–Bumi–Bulan. Saat Bulan sepenuhnya berada di bayangan inti (umbra) Bumi, permukaannya berubah menjadi kemerahan.
Selain itu, kondisi atmosfer juga memengaruhi warna Bulan saat gerhana. Jika ada partikel debu vulkanik, warna Bulan bisa terlihat lebih gelap hingga kecokelatan.
