Empat anak Palestina yang terluka akibat perang di Jalur Gaza tiba di Jenewa, Swiss, pada Rabu (14/2) untuk menjalani perawatan medis lanjutan di sejumlah rumah sakit. Kedatangan mereka merupakan bagian dari inisiatif kemanusiaan yang digagas dokter Palestina di Swiss, Raouf Salti, dengan dukungan berbagai lembaga swadaya masyarakat.
Anak-anak tersebut berusia antara 14 bulan hingga 17 tahun dan masing-masing didampingi oleh ibunya. Menurut Kantor Berita WAFA, mereka termasuk dalam gelombang kedua program evakuasi medis. Gelombang pertama sebelumnya telah membawa empat anak lain bersama keluarga mereka pada Januari lalu.
Program ini dikoordinasikan oleh tiga organisasi non-pemerintah: Hak Anak atas Layanan Kesehatan, Solidaritas Karavan, serta Persatuan Organisasi Perawatan dan Bantuan Medis (UOSSM). Ketiga lembaga tersebut meluncurkan seruan donasi untuk mendukung biaya pengobatan yang sangat besar.
Keempat anak yang tiba di Jenewa dilaporkan mengalami luka berat, mulai dari patah tulang hingga amputasi anggota tubuh bagian atas dan bawah. Mereka akan menjalani serangkaian operasi ortopedi, rekonstruksi, perawatan neurologis, hingga tindakan kosmetik. Selain itu, mereka juga membutuhkan rehabilitasi intensif dan penyediaan alat bantu seperti kaki palsu agar bisa kembali beraktivitas.
Kedatangan anak-anak ini terjadi di tengah situasi Gaza yang semakin memburuk. Serangan militer Israel kian meluas hingga ke Rafah, wilayah yang kini menampung lebih dari satu juta pengungsi Palestina. Anak-anak, perempuan, bahkan tenaga medis dan fasilitas kesehatan turut menjadi korban, membuat penanganan medis di lapangan semakin sulit dilakukan.
Kasus evakuasi medis anak-anak Gaza ke Swiss menegaskan pentingnya solidaritas global dalam merespons krisis kemanusiaan. Upaya yang dilakukan organisasi di Swiss ini sejalan dengan langkah beberapa negara Eropa lain—seperti Jerman, Prancis, dan Italia—yang sebelumnya juga menerima pasien anak Gaza untuk dirawat.
Meski jumlah anak yang berhasil dievakuasi masih sangat kecil dibandingkan dengan ribuan pasien yang menunggu, setiap langkah ini memberi harapan baru. Program evakuasi lintas negara juga menyoroti fakta bahwa konflik di Gaza telah menutup sebagian besar akses medis, sehingga intervensi internasional menjadi jalan penyelamatan.
Dengan semakin banyak negara dan organisasi sipil yang terlibat, tekanan internasional terhadap terciptanya koridor kemanusiaan semakin menguat. Evakuasi anak-anak Gaza bukan hanya tindakan medis, melainkan juga simbol kepedulian global untuk melindungi generasi yang paling rentan dari dampak perang berkepanjangan.