Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan pujian kepada Presiden Indonesia Prabowo Subianto atas pidato perdananya di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Trump bahkan menyinggung gaya Prabowo yang berulang kali menghentakkan podium saat berbicara.
Prabowo untuk pertama kalinya tampil dalam debat umum tingkat tinggi Majelis Umum PBB di New York sejak resmi menjabat Oktober lalu. Kehadirannya menjadi momen bersejarah bagi ekonomi terbesar di Asia Tenggara, mengingat pendahulunya, Joko “Jokowi” Widodo, selama satu dekade terakhir tidak pernah hadir langsung di forum bergengsi tersebut.
Pada Selasa pagi waktu setempat, Prabowo menjadi pemimpin dunia ketiga yang naik podium, tepat setelah Trump menyampaikan pidato penuh semangat selama hampir satu jam. Tak lama setelah rangkaian pidato nasional, Trump bertemu dengan sejumlah pemimpin negara mayoritas Muslim, termasuk Indonesia, dalam pertemuan multilateral membahas perang Gaza. Di sesi pembukaan, Trump memuji pidato Emir Qatar, Tamim bin Hamad Al Thani, lalu beralih memuji Prabowo.
“Anda juga, sahabatku. Pidato yang hebat, Anda melakukan pekerjaan luar biasa, sampai menghentakkan meja itu,” kata Trump kepada Prabowo.
Ia menambahkan, “Saya bilang, ‘Bagaimana rasanya berhadapan dengannya setelah turun dari podium? Tidak mudah.’ Anda sudah melakukan pekerjaan hebat. Terima kasih banyak.”
Dalam pidatonya di PBB, Trump sebelumnya menyinggung pencapaian perjanjian dagang bersejarah dengan Indonesia. Ia juga membela kebijakan tarif impor yang diberlakukan terhadap berbagai negara, dengan alasan demi melindungi kedaulatan ekonomi Amerika setelah bertahun-tahun dirugikan ketidakseimbangan perdagangan.
Berbeda dengan Trump, pidato Prabowo jauh lebih singkat, hanya sekitar 19 menit. Isinya menggabungkan seruan perdamaian dunia dengan paparan sejumlah capaian nasional. Ia bahkan menegaskan kesiapan Indonesia mengirim lebih dari 20.000 pasukan penjaga perdamaian ke wilayah konflik, termasuk Gaza dan Ukraina. Data PBB per Juli 2025 menunjukkan, Indonesia merupakan penyumbang terbesar kelima personel pasukan perdamaian, dengan kontribusi sekitar 2.766 personel.
Selain itu, Prabowo juga menyampaikan keterbukaan Indonesia untuk menjalin hubungan resmi dengan Israel, dengan satu syarat: Israel harus terlebih dahulu mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Palestina.
“Kita harus punya Palestina yang merdeka, tetapi juga harus mengakui dan menjamin keselamatan Israel. Hanya dengan cara itu kita bisa memiliki perdamaian sejati, tanpa kebencian dan kecurigaan,” ujar Prabowo sambil beberapa kali menghentakkan podium.
Ia menekankan bahwa satu-satunya jalan keluar adalah solusi dua negara. “Dua keturunan Ibrahim harus hidup dalam rekonsiliasi, damai, dan harmoni. Arab, Yahudi, Muslim, Kristen, Hindu, Buddha—semua agama—harus hidup sebagai satu keluarga manusia. Indonesia berkomitmen menjadi bagian dalam mewujudkan visi ini. Inilah mimpi indah yang harus kita perjuangkan bersama.”
Sebagai catatan, Presiden Jokowi yang berkuasa pada 2014–2024, tidak pernah hadir langsung di Majelis Umum PBB. Ia hanya tampil dua kali secara virtual saat pandemi pada 2020 dan 2021.