Pergantian Sri Mulyani dari jabatan Menteri Keuangan langsung mengguncang pasar saham. Pada penutupan perdagangan Senin (8/9/2025) pukul 16.00 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 100,50 poin atau 1,28 persen ke level 7.766,85.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 463 saham melemah, 252 menguat, dan 241 stagnan. Analis pasar modal Hans Kwee menilai kepergian Sri Mulyani membuat pasar kehilangan figur yang selama ini dipercaya menjaga defisit anggaran tetap terkendali. “Sejak awal tahun investor asing sudah banyak keluar karena khawatir defisit fiskal membengkak. Selama ini reputasi Sri Mulyani menjadi penahan tekanan jual,” ujarnya.
Menurut Hans, pergantian ke Purbaya Sadewa menimbulkan keraguan pasar. Kekhawatiran utama adalah membesarnya defisit anggaran jika penggantinya tidak memiliki kredibilitas setara Sri Mulyani. “Kalau defisit melebar, potensi tekanan jual asing di pasar saham bisa meningkat,” jelasnya.
Ia menambahkan, tugas Purbaya tidak ringan. Selain menjaga kesinambungan kebijakan fiskal, ia perlu segera meyakinkan pasar bahwa disiplin anggaran tetap diutamakan, terutama di tengah kondisi politik yang belakangan memanas.
Hans juga menilai mundurnya Sri Mulyani tidak lepas dari tekanan politik yang kian kuat dalam beberapa bulan terakhir, termasuk peristiwa penjarahan rumah pribadinya. “Beliau mungkin merasa sudah bekerja keras, tapi beban politik terlalu berat,” ungkapnya.