Polda Metro Jaya berhasil mengungkap kasus penculikan berujung kematian yang menimpa Kepala Cabang Bank BRI Cempaka Putih, Muhammad Ilham Pradipta (37). Jasad korban ditemukan di sebuah lapangan kosong di kawasan Serangbaru, Kabupaten Bekasi, pada 21 Agustus 2025.
Motif: Membobol Rekening Dormant
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, menjelaskan bahwa motif penculikan ini adalah upaya komplotan pelaku untuk memanfaatkan rekening dormant.
Rekening dormant atau rekening tidur adalah tabungan atau giro yang tidak menunjukkan aktivitas transaksi dalam jangka waktu tertentu, misalnya 6–12 bulan. Rekening jenis ini sering menjadi target kejahatan karena dianggap tidak terpantau aktif oleh nasabah.
Para pelaku berniat memaksa Ilham, yang menjabat kepala cabang bank, untuk membantu memindahkan dana dari rekening dormant ke rekening penampung milik mereka.
Kronologi Penculikan
Korban mulai dibuntuti sejak 19 Agustus 2025. Salah satu tersangka mengetahui profesi Ilham dan menjadikannya target.
Pada 20 Agustus 2025, sekitar pukul 15.30 WIB, korban diculik di parkiran Lotte Mart, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Aksi itu terekam CCTV yang kemudian viral di media sosial. Lima pelaku dengan inisial E, R, B, R, dan A menggunakan mobil Avanza putih untuk membawa Ilham.
Setelah itu, korban diserahkan kepada kelompok pelaku lain berinisial JP, N, U, dan D di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat. Dari Avanza putih, korban dipindahkan ke mobil Fortuner hitam.
Disiksa di Dalam Mobil
Di perjalanan, Ilham sempat berusaha melawan, namun justru dianiaya para pelaku. Mereka berniat menunggu tim lain untuk membawa korban ke sebuah safe house, tempat Ilham dipaksa membobol rekening dormant.
Namun, rencana tidak berjalan lancar. Tim penjemput tak kunjung datang, sementara kondisi korban semakin lemah akibat penganiayaan. Akhirnya, para pelaku membuang korban di kawasan Serangbaru, Cikarang, dengan tangan dan kaki terikat serta mulut dilakban.
Hasil Autopsi
Visum mengungkapkan bahwa Ilham meninggal akibat kekerasan benda tumpul di leher yang menekan saluran napas dan pembuluh darah besar. Kondisi ini menyebabkan korban mati lemas.
“Korban meninggal karena kekerasan benda tumpul pada leher yang menekan jalannya napas dan pembuluh nadi besar,” ungkap Kombes Wira.
Kasus Masih Dikembangkan
Polisi masih mendalami kemungkinan adanya aktor intelektual dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam perencanaan penculikan ini. Sejauh ini, sebagian pelaku sudah diamankan, namun penyidik menduga masih ada jaringan lebih luas yang mengincar rekening dormant sebagai sumber dana ilegal.